Hasto juga mengatakan bahwa tugas BKKBN sangat simpel. Pertama, menjaga Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS). Kedua, bagaimana menciptakan keluarga berkualitas.
Untuk menjaga pertumbuhan penduduk seimbang, BKKBN menggunakan indikator Total Fertility Rate (TFR) atau angka kelahiran total rata-rata.
“Disebutkan, TFR Indonesia di 1971 sebesar 5. Bahkan ada yang melahirkan 6 hingga 10 anak. Dulu, anaknya banyak. Tetapi dengan program pemerintah yang luar biasa dengan jargon “Dua Anak Cukup”, angka rata-rata perempuan melahirkan ditargetkan 2,1 tercapai di 2024. Ternyata di 2022 TFR sudah menyentuh angka 2,18,” jelas Hasto.
Hasto menilai, hal itu menjadi capaian yang harus diapresiasi kepada seluruh petugas sebagai ujung tombak di lapangan. Khususnya
di beberapa daerah ada yang angka TFR-nya sudah 2,1, seperti di Jawa, Bali, DI Yogyakarta , DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur.
Namun untuk daerah lain, lanjut Hasto, harus diakui masih terjadi disparitas di wilayah lain. Berdasarkan data, secara keseluruhan frekuensi kehamilan masih cukup tinggi, seperti NTT dan Papua.
“Kesenjangan ini harus bisa dikurangi,” minta Hasto.
Quoted From Many Source